Thursday, October 15, 2009

Round Pisang

‘Round pisang’ adalah salah satu jenis tari-tarian adat di negeri Rutong. Tarian ini diciptakan oleh Bartolomeus Talahatu (biasa disapa: “Tete Bo”) pada tahun 1961. Saat itu Pemerintah Negeri Rutong hendak membangun bangunan Sekolah Dasar Negeri, karena bangunan Sekolah Rakyat [kala itu di samping gedung gereja Rutong] yang ada sudah tidak memadai, atau sudah dalam kondisi rusak.

Untuk menggalang dana, maka Tete Bo berprakarsa menciptakan satu jenis tarian, dengan mengembangkan ide ‘Tari Lenso’ dan “Katredji’ – seperti halnya Marthin Thenu, menciptakan tarian “Dansa Tali’ pada tahun 1947 – bertepatan dengan Sosialisasi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Ide Bartolomeus Talahatu ini dikembangkan dengan membangun suatu arena ‘pesta’ dengan sebatang pohon pisang di tengah arena pesta itu. Arena pesta itu dibangun dengan membuat jalan masuk dari empat penjuru mata angin – Pintu Timur (sebagai pintu masuk utama), Pintu Barat, Pintu Utara dan Pintu Selatan. Pusat pertemuan dari empat Pintu masuk itu adalah sebatang pohon pisang.

Peserta ‘Round Pisang’ berpasang-pasangan (lelaki-perempuan), dan setiap pasangan adalah ‘orang basudara’/’ade deng kaka’ (adik-kakak), baik untuk kelompok anak-anak, remaja maupun dewasa, serta pasangan suami-istri.

Setiap pasangan berbaris di depan Pintu Utama. Marga Talahatu yang memberi komando, serta anak-anak Talahatu yang memimpin barisan. Dengan iringan lagu ‘polonese’ rombongan round pisang masuk ke dalam arena dari Pintu Utama (Timur) dan langsung menuju ‘pohon pisang’ di tengahnya, lalu berjalan mengitari pohon pisang itu masuk keluar semua pintu, dan kembali lagi ke Pintu Utama.

Kemudian, pasangan-pasangan itu kembali masuk sambil diiringi tarian lenso, dan setiap pasangan berjalan pada jalur jalan yang terpisah, laki-laki pada jalurnya, dan perempuan pada jalurnya, sampai bertemu kembali di pusat, yakni pada ‘pohon pisang’. Kemudian bersatu kembali terus menari mengelilinginya sampai keluar kembali. Lalu masuk kembali seperti sebelumnya, tetapi kemudian sambil setiap orang menyentuh ‘rambu pisang’ (tandan).

Tarian dilanjutkan seperti pada awalnya, namun setiap kali menyentuh tandan (rambu) pisang, setiap pasangan atau setiap orang meletakkan uang (dalam jumlah tertentu secara sukarela) pada wadah [berupa kamboti] yang sudah disiapkan. Hal ini dilakukan sebanyak dua kali, dan pada akhirnya pisang itu akan dilelang. Pemenangnya yang akan memotong pisang tersebut untuk dibawa pulang ke rumahnya.

Pesta Round Pisang biasanya diakhiri dengan Dansa Katredji dan Pesta Negeri pada malam harinya.

Mengapa Round Pisang

Menurut Tete Bo dalam wawancara yang pernah saya lakukan dengannya pada tahun 1993, selain karena alasan menghimpun dana untuk pembangunan SD Negeri Rutong, kala itu di Rutong ada panen besar (bahasanya: buah-buah seng putus). Panen cengkih, pala, langsat, durian, silih berganti.

“Cengkeh su merah, mar ada yang baru dudu tai tikus lai. Duriang jatuh kona, mar ada deng bunga lai. Di lao lai, ikang banya. Labuang tuh rame tiap sore. Orang pi iko ikang [memancing Tuna/Cakalang], pulang deng Tatihu deng cakalang tuh banya. Itu Negeri isi fool”, tutur Tete Bo waktu itu.

Atas alasan itu, Tete Bo menciptakan Round Pisang. Mengapa Pisang? Memang pisang, menurutnya hanya simbol dari semua berkat yang ada kala itu. Namun, karena menurutnya, pisang itu merefleksikan ‘persekutuan’. Tete Bo bilang bagini: “Pisang tuh tumbuh rame, akang pung mai tuh biasa anana kan tumbu banya di bawah lai. Trus, sarambu pisang tuh buah banya. Satu sika tuh bisa 20-an biji, deng akang satu sika rame-rame, seng tapisah”.

Karena itu menurutnya: “tagal itu di Round Pisang, samua pasangan musti dari satu keluarga. Mama, papa, deng anana. Musti ade deng kaka, ka seng laki deng bini. Jang yang batunangan, nanti dong cuma inga kaweng muda-muda”.

Dengan demikian melalui Round Pisang, persekutuan ‘orang tatua deng anana, ade deng kaka tuh musti katong jaga bae-bae’, lanjutnya.

1 comment:

  1. kerenn om, dangke banya su biking katong jadi tau tentang budaya sandiri...

    Pingin tulis sesuatu forn negeri...
    GBU om Elly deng Keluarga.

    ReplyDelete